Sab. Jul 12th, 2025


 Rejang Lebong, 9 Juli 2025 — Hari yang cerah di Desa Sumber Rejo Transad, Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong, menjadi saksi dari semangat kolaborasi antara akademisi, NGO, pemerintah desa, hingga warga. Dalam semangat gotong royong dan tekad hijau melawan krisis iklim, Universitas Dehasen Bengkulu (UNIVED) resmi menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan Yayasan Ulayat Bengkulu.

Penandatanganan dilakukan langsung oleh Rektor UNIVED, Prof. Dr. Husaini, SE., M.Si., Ak., bersama Direktur Yayasan Ulayat Bengkulu, Bapak Bowo Tamtulistio, S.P., disaksikan tamu undangan dengan tepuk tangan meriah dan aroma kopi yang menenangkan.

Tak cukup sampai di sana, acara dilanjutkan dengan penandatanganan MoA (Memorandum of Agreement) dan IA (Implementation of Agreement) antara Fakultas Pertanian UNIVED yang diwakili oleh Ibu Hesti Nur’aini, S.TP., M.P., dan pihak Yayasan Ulayat Bengkulu. Kolaborasi ini menjadi payung hukum sekaligus titik tolak pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat bertajuk:

“Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme: Solusi Pertanian Ramah Lingkungan untuk Keberlanjutan Perkebunan Kopi.”

🌱 Dari Dapur ke Kebun: Limbah Jadi Anugerah
Pelatihan ini menghadirkan narasumber kece sekaligus Dosen Fakultas Pertanian UNIVED dan Wakil Direktur Yayasan Sehati Bengkulu, Eko Sumartono, S.P., M.Sc., yang membawakan materi dengan semangat dan gaya yang membumi. Peserta dibuat terkesima saat kulit pisang, ampas buah, hingga sisa dapur bisa diubah menjadi ‘ramuan ajaib’ bernama eco enzyme—pupuk hayati cair yang murah, mudah, dan tentu saja ramah lingkungan.

Yang menarik, Babinkhamtibmas Polsek Bermani Ulu, Bapak Polisi Wawan S., ikut larut dalam kegiatan. Tak hanya mengamankan suasana, beliau juga antusias mengaduk larutan eco enzyme—katanya demi panen kopi yang makin maksimal! 💪🌿

✨ Turut Memberi Energi Positif:
Sekretaris Jenderal Yayasan Sehati Bengkulu, Saudara Desatrya (akrab disapa Deno), dikenal sebagai aktivis muda pencetak generasi cinta lingkungan. Ia menyemangati para pemuda desa untuk tidak hanya bertani, tapi juga jadi agen perubahan ekologi.

Kepala Desa Sumber Rejo, Bapak Suwandi, menyambut hangat kehadiran akademisi dan yayasan.

“Kegiatan seperti ini yang kami tunggu-tunggu: ilmunya dapat, lingkungannya terawat, warganya semangat!”

📈 Desa, Kopi, dan Harapan Baru
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Selasa–Rabu, 08–09 Juli 2025, dengan dukungan penuh dari Program BPDLH–FOLU Net Sink 2030 Kementerian Kehutanan RI, melalui skema Bath-2. Program ini menyasar pengurangan emisi karbon dari sektor penggunaan lahan, sekaligus memperkuat kapasitas masyarakat desa sebagai garda depan keberlanjutan.

Warga Desa Sumber Rejo—dari petani kopi, ibu-ibu PKK, hingga anak muda—turut aktif dalam pelatihan. Beberapa bahkan sudah berencana menjadikan eco enzyme sebagai produk lokal unggulan. Tak sedikit yang bergurau,

“Mulai sekarang, kulit nanas dan ampas buah jangan dibuang! Itu calon emas cair buat kebun kopi kita.”

💬 Kata Mereka:
🧑‍🎓 Prof. Dr. Husaini, SE., M.Si., Ak.

“Kolaborasi ini bukan hanya soal akademik, tapi tentang masa depan pertanian lestari. Kami senang UNIVED bisa hadir langsung di tengah masyarakat.”

👩‍🔬 Ibu Hesti Nur’aini, S.TP., M.P.

“Eco enzyme ini bukan hanya produk, tapi wujud nyata pengabdian kampus kepada masyarakat. Fakultas Pertanian UNIVED berkomitmen mendampingi petani dari laboratorium hingga ke ladang.”

👨‍🌾 Eko Sumartono, S.P., M.Sc.

“Eco enzyme bukan sekadar cairan, tapi filosofi hidup berdampingan dengan alam. Dari sisa, jadi solusi.”

👮‍♂️ Bapak Polisi Wawan S.

“Biasa jaga keamanan, sekarang ikut jaga tanaman. Ternyata mengaduk eco enzyme juga menyejukkan pikiran!”

📌 Penutup
Dari meja MoU hingga ember fermentasi eco enzyme, kolaborasi ini menunjukkan bahwa pertanian, pendidikan, dan pelestarian lingkungan bukan lagi berjalan sendiri-sendiri.
Kini, mereka berjalan bersama—seiring, seirama, dan… beraroma kopi! ☕

Melalui kegiatan ini, Desa Sumber Rejo Transad tak hanya belajar cara membuat eco enzyme, tetapi juga memahami bahwa dari limbah rumah tangga pun bisa lahir harapan baru untuk pertanian yang berkelanjutan, mandiri, dan membumi.

💡 Pesan Moral:
Kolaborasi perguruan tinggi, yayasan, aparat, dan masyarakat adalah kekuatan kolektif dalam membangun desa yang hijau, mandiri, dan tangguh iklim.
Karena dari secangkir kopi lestari, bisa lahir masa depan yang lestari pula.

📰 Dilaporkan oleh Tim Humas Fakultas Pertanian Universitas Dehasen Bengkulu
📸 Dokumentasi lengkap kegiatan dapat diakses melalui laman resmi dan media sosial UNIVED Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *